Ikhtisar Kurikulum

Program Studi Sastra Inggris Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terus memperbarui dan menyesuaikan kurikulumnya agar tetap relevan dengan dinamika global yang cepat berubah. Dengan kemajuan pesat teknologi digital di abad ke-21, mahasiswa kini dihadapkan pada dunia yang terhubung secara global, di mana komunikasi lintas budaya dan kolaborasi internasional menjadi lebih mudah dan efisien. Pembaruan kurikulum ini dirancang tidak hanya untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi bahasa dan sastra Inggris, tetapi juga dengan kemampuan beradaptasi yang kuat di era digital serta kesiapan menghadapi pasar kerja yang semakin kompleks dan menuntut keterampilan digital yang canggih. Dalam era masyarakat yang bergerak dinamis, lulusan Sastra Inggris diharapkan memiliki keunggulan yang dapat membantu mereka bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Selain itu, kurikulum Program Studi Sastra Inggris UIN Maulana Malik Ibrahim Malang juga didesain sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas melalui program-program di luar kampus, seperti magang, proyek kemanusiaan, dan pertukaran pelajar. Kurikulum ini juga disusun dengan memperhatikan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan pendekatan Outcome-Based Education (OBE), yang bertujuan untuk membentuk lulusan dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Dengan pendekatan yang berorientasi pada hasil ini, kurikulum Sastra Inggris memastikan mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya secara praktis, sehingga siap berkontribusi secara profesional dan sosial dalam berbagai sektor. Untuk merespon perkembangan tersebut, Program Studi melakukan evaluasi kurikulum setiap akhir tahun akademik.

Sejak berdiri, Program Studi Sastra Inggris UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah melakukan pemutakhiran kurikulum sebanyak empat kali:

  • 2005: Kurikulum disesuaikan untuk mencerminkan perubahan nama dari Program Studi Tadris Bahasa Inggris menjadi Bahasa dan Sastra Inggris. Perubahan ini memperluas cakupan akademik dengan memasukkan mata kuliah yang lebih relevan dalam studi sastra dan bahasa.
  • 2010: Pengembangan kurikulum dilakukan dengan menambahkan mata kuliah keterampilan Bahasa dan konten yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi lulusan. Mata kuliah-mata kuliah baru dirancang untuk memperkaya keterampilan kritis dan komunikasi, sehingga memperkuat kompetensi lulusan dalam menghadapi persaingan kerja.
  • 2015: Kurikulum diselaraskan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang diakui secara nasional. Perubahan ini mencakup penyesuaian profil lulusan serta capaian pembelajaran untuk memenuhi standar kualifikasi nasional. Pada tahun ini, Program Studi Sastra Inggris menawarkan lima pilihan profesi yang dapat ditempuh oleh mahasiswa, yaitu penerjemah, pemandu wisata, jurnalis, praktisi film, dan pengajar.
  • 2020: Penyesuaian kurikulum dilakukan melalui pendekatan Outcome-Based Education (OBE), yang berfokus pada hasil belajar dan relevansi dengan kebutuhan era digital. Kurikulum ini juga mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), memungkinkan mahasiswa memperluas wawasan akademik dan praktikum di luar program studi. Pada tahun ini, pilihan profesi ditambah menjadi enam, yaitu: penerjemah, pemandu wisata, jurnalis, praktisi film, pengajar, dan diplomat.

Sebelum proses evaluasi dan penyesuaian kurikulum dilakukan, Program Studi Sastra Inggris melakukan sejumlah kegiatan untuk menyusun profil lulusan, capaian pembelajaran, serta mata kuliah yang ditawarkan. Beberapa kegiatan tersebut meliputi:

  • Mengevaluasi kurikulum sebelumnya;
  • Melakukan survei terhadap mahasiswa;
  • Mengadakan tracer study bagi alumni;
  • Melakukan survei terhadap pengguna lulusan;
  • Mengadakan lokakarya terkait kurikulum OBE dan MBKM;
  • Melakukan benchmarking dengan program studi sastra Inggris lainnya yang tergabung dalam Asosiasi-asosiasi Program Studi Sastra Inggris di Indonesia.

Hasil dari kegiatan tersebut menunjukkan bahwa kurikulum telah memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, namun profil lulusan dan capaian pembelajaran perlu terus disesuaikan agar tetap relevan dengan perkembangan dunia kerja dan kebutuhan pasar.